TOLONG LIKE YA GAN ..!!

fauzan

Rabu, 26 Desember 2012

Pemukiman Kumuh

Pemukiman Kumuh

1. Sejauh mana teknologi mendekati gambar di atas ?


Apabila kita amati dengan seksama, kemiskinan yang terjadi di Indonesia saat ini sudah merupakan hal yang tidak asing lagi. Mengapa seperti itu? Walau pun pemerintah telah memberikan   program yang baginya dapat membantu mensejahterakan rakyat miskin, tapi pada kenyataannya bantuan itu tidak membantu mereka sama sekali. Bahkan biasanya bantuan tersebut tidak sampai ke tangan yang membutuhkan. Akhirnya rakyat miskin ini memutar otaknya untuk mencari akal agar semua kebutuhannya dapat terpenuhi. Salah satunya, banyak masyarakat miskin ini merantau ke kota seperti Jakarta. Karena mereka berfikir bahwa dengan mereka bekerja di kota Jakarta minimal mereka bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya.


Tetapi apa kenyataannya? Mereka hanya membantu memadati kota Jakarta. Dan tidak banyak dari mereka itu hanya menjadi gelandangan saja. Akibatnya, mereka terlantar hidup di kota Jakarta. Karena faktor kemiskinan tersebut juga mereka tidak mampu untuk menyewa rumah yang layak. Jangankan rumah, untuk makan pun mereka masih sangat sulit. Akhirnya banyak di antara mereka yang tinggal di pemukiman kumuh karena harga yang masih murah. Maka dari itu saat ini banyak terdapat pemukiman kumuh di kota – kota besar.

Walaupun kerap kali pemukiman kumuh ini di gusur, tapi seminggu kemudian timbul lagi pemukiman kumuh ini. Hal ini mungkin di sebabkan karena para petugas itu tidak memberikan solusi terhadap orang – orang yang di gusur tersebut. Pada akhirnya orang – orang seperti ini menambah daftar masalah yang di hadapi oleh pemerintah.


Mengingat dampak yang ditimbulkan cukup signifikan pada aspek ekonomi dan kemanusiaan, pemukiman kumuh membutuhkan mekanisme pemantauan yang memadai. Pemantauan dapat dilakukan melalui pendekatan survei lapang yang saat  ini banyak digunakan oleh dinas dan Badan Pusat Statistik. Mekanisme tersebut cukup bermanfaat untuk meninjau masalah dalam ruang lingkup tertentu, namun sulit divalidasi melalui proses yang melibatkan informasi spasial seperti luasan atau lokasi geografisnya.


            Kehadiran teknologilah yang akan membantu manusia untuk mengatasi permasalahan pemukiman kumuh ini.Teknologi dengan manusia itu seperti kita memanfaatkan api, jika api itu dapat kita kendalikan, maka akan membawa manfaat yang besar. misalnya :untuk lilin penerangan, untuk mengelas besi, untuk memasak dan sebagainya.
namun jika api itu tidak kita kendalikan maka akan berubah menjadi bencana bagi kita. dan mungkin kita akan menjadi korban tehnologi. Orang bisa masuk penjara, bahkan di negara arab ada orang yang dihukum mati karena memanfaatkan tehnologi untuk kepentingan spionase dan menjual dokumen negara ke asing.


2. Ide kreatif untuk memperbaikinya.


Menurut saya perlu adanya gebrakan. Seperti membangun kampung modern. Kampung Susun dan Kampung Deret untuk mengatasi masalah permukiman kumuh. Kampung Susun ditujukan bagi permukiman kumuh dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi, gang-gang sempit dan nyaris tanpa drainase, sedangkan Kampung Deret juga ditujukan untuk permukiman kumuh di bantaran sungai. Kampung Susun dan Kampung Deret pada hakekatnya adalah hunian vertikal yang dilengkapi dengan ketersediaan Ruang Terbuka Hijau, Taman Bermain Anak, Rumah Ibadah dan Sentra Usaha Rumah Tangga yang dapat menunjang ekonomi keluarga.

Perbedaan mendasar dengan Rumah Susun adalah Kampung Susun dan Kampung Deret bukan hanya hunian tetapi juga dapat dikembangkan sebagai sentra ekonomi. Untuk ilustrasi, usaha konveksi rumahan atau pembuatan kue kering dan jenis kegiatan ekonomi kreatif lainnya sangat mungkin berkembang di kampung moderen Jokowi ini, khusus untuk Kampung Deret dapat dikombinasikan dengan wisata pinggir sungai dan kuliner.  Perbedaan lainnya adalah sistem kepemilikan, dimana Kampung Susun dan Kampung Deret bersifat mengkonsilidasikan para penghuni lama dari lahan horisontal menjadi pemilik satuan hunian vertikal. Sedangkan Rumah Susun lebih bersifat transaksional, baik sewa (Rusunawa) maupun milik (Rusunami).

Jika program Kampung Moderen  ini dapat diwujudkan, maka bukan saja dapat mengatasi permukiman kumuh tetapi juga dapat mendorong usaha rumah tangga di kalangan masyarakat menengah bawah. Program yang luar biasa membutuhkan usaha yang luar biasa pula dari semua pihak, mulai dari pihak pelaksana, partisipasi para penduduk di areal target juga para warga masyarakat. Pemerintah seyogyanya membuka partisipasi masyarakat seluas-luasnya, mulai dari tahap perencanaan dan perancangan dengan  membuka sayembara desain dengan pesyaratan administrasi semudah mungkin. Tujuannya tidak lain adalah menghimpun ide dari masyarakat profesional agar mendapatkan hasil yang optimal.


3. Cara  dalam mengevaluasi keadaan itu.


Cara dalam mengevaluasi keadaan pemukiman kumuh yaitu dengan mengevaluasi pelaksanaan program relokasi permukiman tersebut.

Sebagai upaya untuk mengatasi permaslahan tersebut maka pemerintah Kota merelokasi permukiman kumuh yang berada pada lahan illegal bantaran sungai. Program relokasi permukiman diharapkan dapat memiliki dampak baik atau perubahan yang lebih baik dari kondisi sebelum direlokasi. Kondisi yang lebih baik tersebut meliputi kondisi fisik permukiman sosial maupun ekonomi masayarakat, sehingga dapat tercipta lingkungan permukiman baru yang berkelanjutan. Namun Kondisi masyarakat setelah menempati lokasi relokasi belum diketahui dengan jelas, sehingga perlu dilakukan studi evaluasi.Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian terhadap pelaksanaan program relokasi permukiman. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proses pelaksanaan relokasi dan juga untuk mengetahui dampak relokasi dengan menilai perubahan yang terjadi yang meliputi aspek fisik, sosial, dan ekonomi.Penelitian ini dilaksanakan dengan metode diskriptif dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling. Sampel yang digunakana yaitu masyarakat yang direlokasi.


4.       Prospek yang baik untuk merubah citra pemukiman kumuh menjadi lebih baik


Kemiskinan merupakan salah satu penyebab timbulnya pemukiman kumuh di kawasan perkotaan. Pada dasarnya kemiskinan dapat ditanggulangi dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pemerataan, peningkatan lapangan pekerjaan dan pendapatan kelompok miskin serta peningkatan pelayanan dasar bagi kelompok miskin dan pengembangan institusi penanggulangan kemiskinan. Peningkatan pelayanan dasar ini dapat diwujudkan dengan peningkatan air bersih, sanitasi, penyediaan serta usaha perbaikan perumahan dan lingkungan pemukiman pada umumnya.

Cara Mengatasi Pemukiman Kumuh:

1. Program Perbaikan Kampung, yang ditujukan untuk memperbaiki   kondisi kesehatan lingkungan dan sarana lingkungan yang ada.

2. Program uji coba peremajaan lingkungan kumuh yang dilakukan dengan membongkar lingkungan kumuh dan perumahan kumuh yang ada serta menggantinya dengan rumah susun yang memenuhi syarat.

Selain usaha dari pemerintah diharapkan masyarakat juga ikut terlibat dalam mengatasi pemukiman kumuh di perkotaan. Sehingga diperlukan kerjasama antara pemerintah, pihak swasta dan masyarakat untuk mengatasi adanya pemukiman kumuh. Namun, pemukiman kumuh tidak dapat diatasi dengan pembangunan fisik semata-mata tetapi yang lebih penting yaitu mengubah prilaku dan budaya dari masyarakat di kawasan kumuh. Jadi, masyarakat juga harus menjaga lingkungannya agar tetap bersih, rapi, tertur dan indah. Sehingga akan tercipta lingkungan yang nyaman, tertib dan asri


Semoga bermanfaat. . . ^-^







1 komentar:

  1. artikelnya bagus, izin copy buat referensi yaa...
    terimakasih :)

    BalasHapus